Kementerian Keuangan menargetkan inflasi 2022 bisa bergerak di rentang 4,5 persen—4,8 persen.
Target itu lebih tinggi dari rentang proyeksi atau outlook pemerintah yang disampaikan Presiden Joko Widodo.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan bahwa laju inflasi terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir, hingga Juli 2022 menyentuh 4,94 persen.
Dia berharap laju inflasi secara tahunan dapat terkendali dan lebih rendah dari kondisi saat ini.
“Inflasi, dia naik juga, tetapi kenaikan inflasi kita itu terkontrol, masih di bawah 5 persen.
Kami berharap tahun ini ya antara 4,5 persen—4,8 persen,” ujar Suahasil dalam Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) yang disiarkan secara daring, Rabu 24 Agustus 2022.
Angka itu tercatat lebih tinggi dari outlook teranyar pemerintah yang disampaikan Jokowi melalui Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2023.
Dalam dokumen itu, pemerintah menuliskan outlook inflasi 2022 bergerak di rentang 4 persen—4,8 persen.
Harapan Suahasil itu sebenarnya masih berada masuk dalam rentang outlook Nota Keuangan, tetapi berada di lapis atas proyeksi tersebut.
Harapan itu masuk akal, karena inflasi Juli 2022 sudah melewati batas atas outlook tahun ini.
Suahasil menyebut bahwa laju inflasi yang tinggi merupakan konsekuensi atas kondisi global yang ada saat ini, yakni harga energi dan komoditas yang melambung tinggi.
Namun, Indonesia harus mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi jika inflasi masih terkerek.
“Kami berharap pertumbuhan ekonomi tahun ini kemudian benar-benar bisa di atas 5 persen, dan kita sudah punya modalnya.
5,01 persen kemarin, kuartal I/2022 dan 5,4 persen kuartal II/2022.
Kalau ini yang terjadi maka kita kelihatannya secara makro agak-agak covered, tenang,” kata Suahasil.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini